Belum Ada Judul


Menatap semesta dari jendela tanpa warna,
seperti menguping bisik-bisik sunyi yang selama ini disembunyikan cahaya.
Di sana, gelap dan terang saling menaut,
bukan sebagai lawan,
melainkan dua nada yang menegaskan satu lagu.
Bayangan menjadi lebih jujur dari kata-kata manusia,
dan cahaya berhenti berlebihan seperti biasanya.
Pada ruang tanpa rona itu, keindahan tak perlu berteriak.
Ia sekadar hadir, lirih, kubikal, namun menyentuh cara hati berjalan.
Dan justru di balik redupnya warna —dalam kontras yang mengalun tenang—
kita menemukan cara lain untuk memahami dunia
yang diam-diam selalu menunggu dipahami.

(made by AI)

Posting Komentar

0 Komentar