Benang Kusut

http://thesaltyquilter.com/

Semalam saya mendapatkan salah satu mainan anak saya, Azzam, lumayan berantakan, yaitu gulungan benang kenur yang biasa kita pakai untuk bermain layangan. Dua jalur benang nampak keluar dari pipa tempat benang itu semestinya tergulung dengan baik cukup satu jalur benang saja. Yah, namanya juga anak-anak. Kalo tidak rusak, ya berantakan. Okey, fix. Benangnya kusut. Ditarik satu-satu jalurnya, terus sampai menyatu dua jalur yang lepas itu.

Entah kenapa saya nampak bersemangat mengerjakannya. Padahal jarum jam sudah menunjukkan pukul 9.30 malam. Waktunya istirahat melepas penat kesibukan kerja seharian tadi. Malah sempat tertidur sebelumnya saat menonton televisi saking lelah badan ini. Dipikir-pikir, rupanya memang sejak kecil dulu, saat musim main layangan sering benerin benang kusut juga. Karena saya tidak mau ada sambungan dari benang itu yang berisiko uluran layangan tidak nyaman, atau bahkan putus tiba-tiba.

Kusut, benar-benar kusut. Dan panjang pula benangnya. Tapi sama sekali tidak ada kata menyerah, kesal, atau pusing dan sebagainya. Saya sangat menikmatinya. Tiap simpul kekusutan lepas, ada kesenangan luar biasa. Di pikiran saya muncul, apakah ini yang disebut problem solving? Apakah ini yang melatih saya sejak kecil untuk menjadi seorang trouble shooter?

Bisa jadi, sangat bisa jadi. Karena apa yang saya rasakan sekarang dalam bekerja, di kala bertemu kesulitan, saya akan terus dan terus mencari jawaban dan solusi atas kesulitan tersebut. Dan rasanya wah banget, bisa menyelesaikan berbagai masalah, apalagi itu masalah orang lain. Mendengarkan kata "Terima kasih, pak Agung", sungguh kebahagiaan yang luar biasa. Tak perlu materi, cukup kata saja disampaikan. Karena saya yakin, ketika kita memudahkan urusan orang lain, kita akan dimudahkan oleh-Nya. Jika kita sering membantu orang lain, insyaAllah kita akan dibantu oleh-Nya di tiap-tiap kesulitan yang ada.

Posting Komentar

2 Komentar