Membuat SIM C jalur resmi 1x langsung sukses, mustahil?

sumber : youtube.com
Kamis, 06 Juli 2017, kebetulan kantor saya masih libur. Saya manfaatkannya untuk memperpanjang, eh.. tepatnya membuat lagi SIM C yang sudah terlewat 1 tahun. Hahahaha.. Kelupaan. Baru inget pas ultah. Maklum, masa aktifnya 5 tahun. Bener-bener ga inget dah.

Jam 10 saya berangkat dari rumah di Pamulang 2 ke Satpas Polres Tangsel di Cilenggang. Tiba di sana sekitar jam 10.30, ramainya bukan main. Cari-cari info bagaimana prosesnya, liat banner, harus ada copy KTP dan surat keterangan sehat dari dokter. Yah.. Lemes. Napa tadi ga cari tau dulu, biar disiapin surat dokternya sebelum ke Cilenggang.

Pas celingak-celinguk, di gedung terpisah koq ada pelayanan pemeriksaan kesehatan. Alhamdulillah... Ternyata di sana memang tempat pembuatan surat keterangan sehat. Antri sebentar, lalu diperiksa kesehatan saya, terutama mata, berat badan, dan tinggi badan. Biayanya cukup 30rb rupiah. Setelahnya, daftar asuransi kecelakaan bayarnya 30rb rupiah juga. Di meja yg sama, juga pelayanan pembelian formulir pendaftaran, baik untuk pembuatan SIM baru maupun perpanjangan. Biayanya 100rb rupiah. Jadi total yg harus saya keluarkan, cukup 160rb untuk pembuatan SIM C baru. (note: jangan sampai telat perpanjangan SIM ya..) 

Setelah formulir diisi lengkap, dikumpulkan di meja pendaftaran pada gedung utama. Tempatnya sangat ramai, karena orang2 kumpul semua di sana menunggu dipanggil ke dalam. Sekitar 1 jam menunggu, akhirnya nama saya dipanggil masuk untuk pengambilan foto dan tes teori. Rupanya di dalam ada antrian juga. Hehehe... Tapi gpp lah. Bisa duduk, ada TV dan AC juga.

Kurang lebih setelah menunggu 20 menit, baru deh saya dipanggil untuk foto, cap jempol, dan tanda tangan elektronik. Fotonya harus menggunakan baju/kemeja. Disediakan juga baju bagi yg terlanjur pakai kaos. Tapi ya... baju rame2, siapa aj pake. Jangan dicium, cukup bayangin ajah... :D

Setelah itu, pindah ke luar gedung bagian belakang untuk menunggu panggilan tes teori. Perkiraan saya bakal lebih lama menunggunya. Lumayan lah, untuk sholat zuhur dan makan siang di warung sekitar tempat parkir.

Benar saja, menunggu tes teori sangat lama. 2 jam, baru ada panggilan. Hufft... Lamanyaaaa. Tapi saya cukup terkejut setelah masuk ke ruangan tes. Wow.. Sudah komputerisasi. Saya kira masih pakai kertas. Untuk yang ini, saya kasih jempol besar untuk Polri. Mantaappp!!! Setelah petugas menjelaskan tata caranya (isi nomor registrasi, dst), kita bisa langsung mulai. Diberikan contoh soal untuk latihan terlebih dahulu. Selanjutnya, kita mengerjakan 30 soal tes teori, satu persatu ditampilkan di layar penuh, tapi tanpa bisa kembali ke soal sebelumnya. Waktu yg disediakan 15 menit. Jadi masing2 soal hanya tersedia 30 detik. Saya selesai dalam waktu 10 menit. Alhamdulillah, hasilnya langsung terlihat di komputer, saya lulus. Benar 28, salah 2 dari maksimal 7 kesalahan yg ditolerir.

Jam 15.30 mulai antri tes praktik. Karena sudah masuk waktu Ashr, saya sempatkam sholat terlebih dahulu. Ternyata saya dipanggil duluan, tapi belum siap karena sholat. Akhirnya harus digeser untuk peserta lainnya. Tak apalah, jadi bisa melihat cara mereka praktik. Satu... Dua.. Tiga peserta, tumbang. Empat... Lima.. Enam, tumbang juga. Wah.. Beratnya tes praktik. Ga boleh turun kaki, ga boleh jatuh pin, bahkan menyenggolnya pun dilarang. Motornya Honda Revo. Beda jauh rasanya dari motor yg biasanya saya pakai (matic: Beat dan Vario). Peserta ke tujuh, sukses. Mantap bener. Semua yg melihat bersorak. Delapan.. Sembilan... Sepuluh... Sebelas.. Tumbang. Saya mungkin yang keduabelas. Gugup, dan lupa lagi menghitung sudah berapa peserta sebelum saya tadi. Akhirnya, tiba giliran saya. Deg degan... Karena klo gagal, harus mengulang seminggu ke depan. Artinya, perlu waktu dan tenaga lagi untuk kembali tes praktik. Mana diceritakan, ada yg sampai 15x baru lulus praktik. Hahahaha.... Ampppuuuun paakkk.

Sesaat setelah naik ke atas motor, sengaja saya berputar ke belakang terlebih dahulu dengan tujuan mengenali motor dan naikin ke gigi 2 agar lebih nyaman di gas. Masuk area tes, membuat lingkaran 8 plus satu buah lingkaran 0. Saya kira ini yg paling mudah, tapi ternyata tidak juga. Belok ke kanan, ke kiri, ke kanan, ke kiri dengan menjaga kestabilan kemudi dan kecepatan. Sedikit hampir menyentuh pin. Tapi lolos.

Lanjut tes balik arah yg agak lurus dan lebar. Ternyata... cukup patah!! Dikira hanya belok berputar arah biasa, tapi ternyata patah, dan mengejutkan kemudi. Tapi lolos lagi. Terakhir tes zigzag. Dua pin, kanan-kiri dipasang membatasi ruang gerak motor. Penempatannya mengharuskan motor berjalan perlahan namun dengan tingkat keseimbangan yang tinggi. Ini seperti kondisi macet, tapi dilarang nurunin kaki. Gimana coba? Hahahaha

Pasrah dah.. Tapi yakin bisa. Karena memang sudah di atas motor, ga ada jalan mundur. Pelan.. Pelan.. Pelan... Sepasang-dua pasang pin lurus terlewati. Belok kiri pelan, ambil jarak pin terjauh agar bisa banting kemudi ke kanan tanpa senggol pin kanan. Gas halus, rem kaki dan tangan secukupnya, lewat. Belok kanan, juga dengan cara yg sama. 2 pasang terakhir, sepertinya lebarnya lebih sempit. Lebih pelan lagi.. Jaga keseimbangan, ambil jarak pin terluar agar yg dalam ga kesenggol roda belakang. Daaaann... Pin terakhir belok kiri, hampiiir jatuh motor saya, gas!!!! Manuver bahaya, tapi terpaksa saya lakukan. Alhamdulillah.. Lolos, tanpa menjatuhkan atau menyenggol satu buah pin pun. Semua bertepuk tangan, memberikan pujian dan selamat.

Turun dari motor, dengkul saya bergetar. Badan lemas, karena saking takutnya tapi bercampur bahagia sebahagianya. Ya ampun.. ternyata begini rasanya. Plong... Plong banget. Ga nyangka, 1x datang tes bikin SIM C jalur resmi, langsung lolos. Segera saya ke ruang pembuatan SIM, menunggu 5 menit, SIM C baru sudah jadi dan siap menemani perjalanan saya selanjutnya.

Demikian, pengalaman ini saya rasakan. Bahwa tidak ada yg tidak mungkin untuk lolos dengan jalur resmi. Meski probabilitasnya kecil, tapi jalani saja, sebagai syarat kemampuan berkendara kita. Jika gagal, datang lagi, gagal lagi, datang lagi. Jangan pernah putus asa. Sampai SIM resmi berada dalam dompet kita dengan wajah tersenyum.😀😀😀

Posting Komentar

0 Komentar